Pages

Badvirs

Siti

Meski Ada Krisis Global, Pertumbuhan Ekonomi 2011 dan 2012 Bisa Dicapai

Tuesday, December 13, 2011

Meski Ada Krisis Global, Pertumbuhan Ekonomi 2011 dan 2012 Bisa Dicapai

Bisnis Target pertumbuhan akan terealisasi jika pemerintah memaksimalkan implementasi rencana pembangunan infrastruktur secara serius. Rully Ferdian
Jakarta–Anggota Komisi XI DPR Kemal Azis Stamboel menilai, target pertumbuhan ekonomi 2011 dan 2012 tetap bisa dicapai. Dalam UU APBNP 2011 dan UU APBN 2012 pertumbuhan ekonomi ditargetkan masing-masing sebesar 6,5% dan 6,7%.
“Meski eskalasi krisis dan resesi dunia semakin serius, pemerintah masih memiliki ruang domestik yang cukup luas untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi itu,” ujar Kemal, di Jakarta, Minggu, 27 November 2011.
Menurutnya, untuk perekonomian Indonesia yang domestic-driven, selain konsumsi domestik yang berkontribusi besar, investasi dan stimulus fiskal akan efektif untuk mencapai target pertumbuhan.
“Untuk itu peran belanja modal pemerintah dan bagaimana investasi di tanah air agar tumbuh menjadi penting. Sangat penting bagi pemerintah untuk memastikan realisasi belanja infrastruktur dan kondisi investasi serta usaha yang kondusif. Untuk itu pemerintah perlu bekerja keras dan cepat”, paparnya.
Sebagaimana diketahui, Bank Pembangunan Asia (ADB) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2011 dengan perkiraan 6,6% atau lebih tinggi dari proyeksi Bank Dunia sebelumnya yang hanya 6,4%.
ADB juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2012 hanya akan berada di level 6,3% jika krisis Eropa terus memburuk. Proyeksi ini sama dengan Bank Dunia yang memprediksikan pertumbuhan 2012 akan melambat di level 6,3%.
bisnis

“Proyeksi ini kan dengan sejumlah asumsi yang memburuk dari krisis global yang dipandang akan berimbas ke Indonesia. ADB misalnya menyampaikan ada tiga aktivitas ekonomi yang kemungkinan menjadi perantara dan berimbas negatif pada tahun depan, yaitu kinerja ekspor yang melambat, sektor keuangan yang mengalami kekurangan likuiditas, dan investasi yang melemah,” jelasnya.
Jadi, masih kata Kemal, kalau masalah-masalah itu bisa diantisipasi sedini mungkin kemudian dibuat kebijakan yang tepat sehingga hasilnya menjadi positif, tentunya proyeksinya bisa berbalik. Untuk itu pemerintah harus mendisain kebijakan agar ekspor tetap terjaga dengan diversifikasi pasar dan inovasi produk, mendorong investasi tumbuh dan bagaimana agar likuiditas sektor keuangan tetap terjaga.

bisnis

“Kita masih punya harapan besar dengan semakin prospektifnya investasi di Indonesia dan minat investasi investor yang meningkat”, tegasnya.
Kemal juga berpandangan target pertumbuhan akan terealisasi jika pemerintah memaksimalkan implementasi rencana pembangunan infrastruktur secara serius. Selain itu inflasi yang menurun tahun ini dan kebijakan Bank Indonesia menurunkan BI Rate telah memberi ruang penurunan suku bunga untuk mendukung peningkatan permintaan domestik pada tahun depan.
“Pembenahan infrastruktur, sistem logistik serta ketersediaan energi harus menjadi prioritas agar daya saing usaha nasional dan investasi semakin kuat. Hal ini bisa menjadi stimulus jangka pendek untuk mendorong pertumbuhan ke depan,” tegas Kemal.

Menurutnya, pengalihan pasar ekspor ke Timur Tengah, Afrika dan Rusia juga penting selain memperkuat pasar domestik. Ekspor kita yang selama ini terlalu bertumpu pada komoditas mentah yang berbasis SDA harus dirubah menjadi yang lebih memiliki nilai tambah. Dan ini harus ada kebijakan industrialisasi dan hilirasi produk komoditas unggulan kita.
“Pengembangan sektor pertanian dan agrobisnis serta produk bahari harus juga menjadi prioritas. Dan ini bisa menjadi pusat pertumbuhan baru yang dapat menjadi penopang penting untuk mencapai target pertumbuhan kedepan”, tandas Anggota DPR dari FPKS ini. (*)

2 comments:

Semoga,,,,

lanjtkan

Post a Comment

 
 
 

Hem

Labels

Labels

Labels